[Ini foto yang diambil saat mengerjakan Saintek] |
Sabtu, 20 Februari 2016
Senang Melihat Orang Lain Susah
Saya sering tertawa puas di atas "penderitaan" orang lain. Bukan hanya saya, mungkin sebagian besar orang juga sering merasa senang saat melihat orang lain sedang susah payah (Bagaimana dengan Anda?). Memang terkesan jahat. Namun bagi saya, tidak semua penderitaan orang lain itu harus diberi empati, sebagian sah-sah saja ditertawakan ha ha. Dalam beberapa kondisi, saya tidak segan melakukannya. Termasuk saat mengawas Try Out SBMPTN yang diselenggarakan Paguyuban Mahasiswa Kab. Bandung ITB (PMKB ITB) beberapa waktu lalu. Ditengah-tengah pengerjaan Saintek (soal-soal yang berisi mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi), saya sempat memperhatikan beberapa ekspresi wajah siswa/siswi SMA peserta TO. Beberapa masih fokus memperhatikan soal, entah bingung mencari jawaban atau bingung memahami soal. Rata-rata yang seperti ini adalah mereka yang duduk di bangku paling depan. Dua tiga orang mulai menggaruk-garuk kepala. Kalau yang ini, memang wajar sekali dilakukan. Saya sendiri sering melakukannya ketika sudah mentok berpikir. Beberapa mulai gelisah melirik-lirik samping kiri dan kanan bahkan ada juga yang mencuri-curi kesempatan dari saya untuk menengok ke belakang. Lucu saja melihatnya. Satu dua kali saya biarkan karena yang belakang pun sepertinya lebih kebingungan. Kemudian saya tegur dengan sedikit candaan. Sepertinya cukup ampuh kalau melihat respon mereka yang langsung kembali fokus ke lembar jawaban masing-masing.
Saya tidak sedang mempersoalkan perilaku mereka. Tapi tertawa di atas "penderitaan" orang lain itu memang nikmat. Tentu saja ada batasan penderitaan yang tidak boleh kita tertawakan. Misalnya, saat ada orang yang rumahnya kebakaran (Kalau ditertawakan bisa dipukuli orang). Tapi untuk kasus saya ini sah-sah saja bukan? (Atau tetap jahat juga?).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar